
Buat kamu yang suka makanan khas Jepang pasti tak asing dengan taiyaki. Taiyaki adalah kudapan khas Jepang berbentuk ikan. Siapa sangka taiyaki punya kisah menarik di baliknya.
Dirangkum dari , berikut sejarah dan cerita di balik taiyaki khas Jepang. Taiyaki adalah kue berbentuk ikan yang biasanya berisi azuki (pasta kacang merah). Gempa Terkini Senin 5 Februari 2024 Guncangan Baru Saja Terjadi, di Sini Lokasi dan Kekuatan Getaran
Gempa Terkini Jawa Timur Senin 5 Februari 2024, Guncangan Baru Saja Terjadi dan Berpusat di Sini Gempa Terkini Minggu 14 April 2024 Pagi Guncangan Baru Saja Terjadi, di Sini Lokasi dan Magnitudonya Gempa Bumi Terkini Senin 19 Februari 2024 Pagi, Guncangan Baru Terjadi, di Sini Lokasi dan Magnitudo
Gempa Terkini Yogyakarta Pagi ini Senin 1 Januari 2024, Guncangan Baru Saja Terjadi, Info Magnitudo Gempa Terkini Magnitudo 5.0 SR Senin 4 Maret 2024, Guncangan Baru Terjadi Sore ini, Sini Lokasinya Gempa Bumi Terkini Kamis 28 Desember 2023, Guncangan Baru Saja Terjadi, Sini Lokasi dan Magnitudonya
Gempa Bumi Terkini Malam ini Minggu 31 Maret 2024, Guncangan Baru Saja Terjadi, di Sini Lokasinya Nama taiyaki berarti “ikan tai panggang,” karena bentuknya menyerupai ikan tai (sejenis ikan laut). Kudapan ini sangat mudah ditemukan di Jepang, terutama di gerai pinggir jalan, festival, dan pusat perbelanjaan, menarik perhatian orang dari segala usia dengan aroma lezatnya.
Bagi yang ingin mencoba membuatnya sendiri, bahan bahan untuk taiyaki cukup sederhana: tepung, baking powder, telur, susu, gula, dan isian sesuai selera. Biasanya, isian yang digunakan adalah rasa manis seperti azuki, krim custard, atau cokelat, meski versi gurih juga tersedia. Kepopuleran taiyaki memunculkan perdebatan seru di Jepang: apakah harus memulai gigitan dari kepala atau ekor?
Tidak ada jawaban pasti, tetapi katanya, mereka yang memakan kepala terlebih dahulu dianggap optimis dan santai, sedangkan yang memulai dari ekor dianggap berhati hati dan sensitif. Selain di Jepang, banyak yang juga mengenal versi Korea dari taiyaki yang disebut bungeoppang (roti ikan mas). Kudapan ini diperkenalkan di Korea pada masa penjajahan Jepang tahun 1930 an, dan menjadi populer di tahun 1960 an karena harganya yang terjangkau.
Seperti taiyaki di Jepang, bungeoppang juga menjadi simbol musim dingin di Korea. Ikan tai melambangkan keberuntungan dan kemakmuran di Jepang. Dalam mitologi dan cerita rakyat Jepang, ikan ini sering menjadi simbol ketekunan dan keberhasilan.
Dalam osechi (hidangan tradisional Tahun Baru Jepang), ikan tai biasanya menjadi bagian hidangan panggang untuk membawa keberuntungan. Sebagai interpretasi renyah dan lembut dari ikan keberuntungan ini, taiyaki menjadi sumber kenyamanan bagi banyak orang. Meski tren kuliner terus berubah, daya tarik taiyaki tetap abadi: sederhana, akrab, dan terjangkau.
Lebih dari itu, taiyaki mengingatkan kita untuk menghargai kebahagiaan kecil yang datang secara spontan dalam hidup. Kudapan favorit ini pertama kali diciptakan di era Meiji Jepang oleh Seijiro Kobe, pendiri toko khusus taiyaki Naniwaya Sohonten. Awalnya, Kobe menjual imagawayaki (pancake bulat tebal berisi pasta kacang merah), tetapi mencoba berinovasi dengan berbagai bentuk seperti kura kura dan kapal udara, yang sayangnya kurang diminati.
Hingga akhirnya, ia membuat cetakan berbentuk ikan tai. Pada awal 1900 an, ikan tai dianggap makanan mewah yang hanya bisa dinikmati pada acara istimewa. Dengan mengubah simbol kemewahan ini menjadi kudapan yang terjangkau, Kobe memberikan sentuhan kebahagiaan dan keberuntungan bagi masyarakat biasa.
Sejak itu, popularitas taiyaki melejit, dan Naniwaya Sohonten resmi berdiri di Azabu Juban, Tokyo, pada tahun 1948. Hingga kini, toko tersebut tetap menjadi tujuan favorit banyak orang. Pada 1975, lagu anak anak “Oyoge! Taiyaki kun” (Swim on! Taiyaki kun) membuat taiyaki semakin terkenal.
Lagu ini menyebutkan "pemilik toko tua," yang merujuk pada generasi ketiga pemilik Naniwaya, Morikazu Kobe. Lagu ini menjadi single terlaris di Jepang pada era 1970 an. Taiyaki kini menikmati popularitas global.
Bahkan, band Aerosmith pernah meminta cabang Naniwaya di Osaka untuk membuat taiyaki segar di lokasi konser mereka. Pada tahun 2016, Taiyaki NYC memperkenalkan es krim cone berbentuk taiyaki, yang langsung viral di media sosial. Meski kurang praktis karena menggabungkan es krim dingin dengan kue hangat, kreasi ini membuktikan bahwa daya tarik taiyaki melampaui batas waktu dan tempat.
Hingga kini, banyak perusahaan terus bereksperimen dengan variasi taiyaki, tetapi versi aslinya tetap mempertahankan kesederhanaan dan pesonanya yang khas.